Minggu, 17 Juni 2012

7 Teladan Doa dari Yesus

Ketika kita berbicara tentang doa, maka Yesus sendiri adalah contoh terbaik. Tidak ada cara terbaik untuk belajar berdoa selain Tuhan menempatkan diriNya sendiri sebagai contoh dan mengajari kita. Ada 7 hal penting yang ditunjukkan Yesus dalam berdoa:

01. Yesus menunjukkan bahwa berdoa itu harus SERIUS
Bagi Yesus, berdoa jauh lebih penting dari udara yang Dia hirup, makanan yang Dia makan dan air yang Dia minum. Sama seperti pentingnya makanan untuk mendukung kehidupan fisik kita maka doa pun sama pentingnya untuk mendukung kehidupan rohani kita. Karena itu sangatlah penting apabila kehidupan berdoa kita dilakukan dengan serius melebihi apapun (1 Tesalonika 3:10)

02. Yesus menunjukkan bahwa berdoa itu harus RAHASIA
Berdoa adalah sebuah pertemuan dengan Tuhan. Berdoa bukanlah berbicara dengan seseorang melainkan dengan Bapa Sorgawi. Berdoa diperuntukkan hanya untuk Tuhan saja. Kalau kita melihat bahwa berdoa itu serius maka kita akan menjauh dan menghilangkan semua pengganggu yang bisa mengalihkan perhatian kita dalam berdoa (Matius 14:23)

03. Yesus menunjukkan bahwa berdoa itu harus SPESIFIK
Kita bisa lihat dalam Alkitab bahwa Yesus bisa berdoa sepanjang malam. Mengapa? Karena Yesus selalu berdoa dengan spesifik. HubunganNya dengan Bapa di Sorga dan misiNya serta dunia yang terhilang membuat Yesus tidak ingin kehilangan setiap hal itu di dalam doaNya. Setiap hal, setiap langkah, setiap orang dibawaNya dalam tangan Bapa untuk perhatian yang seharusnya. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya Yesus berinvestasi dalam berdoa. (Yohanes 17)

04. Yesus menunjukkan bahwa berdoa itu harus MENYERAH
Begitu banyak orang berdoa dengan konsep yang salah. Masih ada doa yang dipanjatkan dengan harapan bahwa harapan dan permintaannya akan terkabul. Namun Yesus ingin menekankan bahwa berdoa harus disertai dengan penyerahan total pada kehendak Bapa di Sorga (Matius 6:9-10).

05. Yesus menunjukkan bahwa berdoa itu harusTULUS
Emosi yang kuat adalah bagian dari kehidupan Yesus, karena hubungannya dengan Bapa di Sorga adalah nyata dan kasihNya untuk manusia juga adalah nyata. Apabila kita terinspirasi untuk serupa dengan Yesus, maka kita pun harus menaruh perasaan yang dalam untuk setiap hal dan orangyang kita doakan (Ibrani 5:7).

06. Yesus menunjukkan bahwa berdoa itu harus YAKIN
Tuhan kita bukanlah Tuhan yang jauh, tak dapat digapai, tidak peduli ataupun terasing dari jangkauan kita. Tuhan kita adalah Tuhan yang selalu peduli dan mengetahui semua kebutuhan kita. Dia adalah Tuhan yangdapatdigapai dengan sejauh doa (Ibrani 4:16)

07. Yesus menunjukkan bahwa berdoa itu harus KONSISTEN
Tuhan kita adalah Tuhan yang selalu rindu untuk member). Kita harus menyadari betapa siapnya Tuhan untuk bagianNya, datang untuk menolong setiap kita. Jika kita mulai berpegang pada kebenaran dari bagianNya Tuhan, maka bagian kita adalah berdoa (Lukas 11:9).

Bagaimanakah kehidupan berdoa anda? Mulailah jalin hubungan yang benar dengan Tuhan melalui doa pribadi anda.

readmore »»  

Berdoa dalam Roh

Berdoa dalam Roh disebutkan tiga kali dalam Kitab Suci. 1 Korintus 14:15 mengatakan, “Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.”

Efesus 6:18 mengatakan, “Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.” Kemudian, Yudas 20 mengatakan, “Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.” Jadi apa itu berdoa dalam Roh?

Kata Bahasa Yunani yang diterjemahkan “berdoa dalam” dapat memiliki beberapa makna. Kata itu dapat berarti “dengan cara,” “dengan pertolongan,” “dalam dunia,” dan “dalam hubungan dengan.” Berdoa dalam Roh bukan menunjuk pada kata-kata yang kita ucapkan. Sebaliknya, itu menunjuk pada bagaimana kita berdoa. Berdoa dalam Roh adalah berdoa sesuai dengan pimpinan Roh. Itu adalah berdoa untuk hal-hal yang Roh mau kita doakan. Roma 8:26 memberitahu kita, “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.”

Ada orang, berdasarkan 1 Korintus 14:15, menyamakan berdoa dalam Roh dengan berdoa dalam bahasa lidah. Berbicara mengenai karunia bahasa lidah, Paul menyebut “berdoa dengan rohku.” 1 Korintus 14:14 menyatakan bahwa ketika seseorang berdoa dalam bahasa lidah, dia tidak tahu apa yang dikatakannya, karena itu diucapkan dalam bahasa yang tidak diketahuinya. Lebih lagi, tidak seorangpun dapat memahami apa yang dikatakan, kecuali ada penerjemah (1 Korintus 14:27-28).

Dalam Efesus 6:18 Paulus memerintahkan kita untuk “dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,” Bagaimana kita dapat berdoa dalam dengan permohonan yang tak putus-putusnya dan berdoa untuk segala orang kudus kalau tidak seorangpun, termasuk orang yang berdoa, yang mengerti apa yang diucapkan? Karena itu berdoa dengan Roh harus dipahami sebagai berdoa dalam kuasa Roh, dengan pimpinan Roh, dan menurut kehendak-Nya, bukan sebagai berdoa dalam bahasa lidah.
readmore »»  

Doa Pertobatan

Ampunilah semua, ya Tuhan:
Dosa-dosa kelalaian kami dan dosa-dosa perbuatan kami;
Dosa-dosa masa muda kami dan dosa-dosa masa tua kami;
Dosa-dosa jiwa kami dan dosa-dosa tubuh kami;
Dosa-dosa kami yang tersembunyi maupun yang terbuka;
Dosa ketidakpedulian kami dan keterkejutan kami;
Dan dosa-dosa yang kami lakukan dengan sengaja dan direncanakan;
Dosa-dosa yang telah kami lakukan untuk menyenangkan diri kami sendiri;
Dosa-dosa yang telah kami lakukan untuk menyenangkan orang lain;
Dosa-dosa yang kami ketahui dan yang kami ingat;
Dan dosa-dosa yang telah kami lupakan;
Dosa-dosa yang telah kami sembunyikan dari orang lain
Dan dosa-dosa yang kami lakukan, yang membuat orang lain marah;
Ampunilah semua itu, ya Tuhan, ampunilah semua itu demi Dia,
Yang telah mati bagi dosa-dosa kami dan yang telah bangkit untuk membenarkan kami,
Dan yang sekarang berdiri di sebelah kanan untuk berdoa bagi kami, Yesus Kristus Tuhan kami.
readmore »»  

Kesendirian Bersama Tuhan



Tanpa memiliki kesendirian bersama Tuhan, sangatlah tidak mungkin untuk hidup dalam suatu kehidupan yang rohani. Kesendirian untuk memberikan waktu dan tempat bagi Allah berbicara kepada kita.

Jika kita benar-benar percaya bahwa bukan hanya Allah itu ada, tetapi juga percaya bahwa Dia hadir secara aktif dalam kehidupan kita —menyembuhkan, mengajar, dan memimpin— maka kita perlu meluangkan waktu dan tempat secara khusus untuk memberikan perhatian kita kepada-Nya sepenuhnya. Yesus berkata, “Masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi” (Mat. 6:6).

Memberikan waktu untuk menyendiri bersama Tuhan dalam kehidupan kita merupakan salah satu hal yang paling penting, tetapi juga merupakan disiplin yang paling sulit. Meskipun kita mungkin memiliki kerinduan yang dalam untuk bersekutu secara pribadi dengan sungguh-sungguh bersama Tuhan, tetapi kita juga mengalami keprihatinan tertentu pada saat kita memasuki tempat dan waktu untuk menyendiri. Segera setelah kita sendirian bersama Tuhan, tanpa ada orang lain untuk bercakap-cakap, tanpa ada buku-buku untuk dibaca, tanpa ada televisi untuk ditonton, atau tanpa ada pembicaraan lewat telepon yang dilakukan, maka timbullah kegalauan di dalam hati kita.

Kegalauan ini dapat begitu mengganggu dan membingungkan sehingga kita tidak dapat tahan untuk tidak melakukan kesibukan lagi. Akan tetapi, masuk ke dalam kamar pribadi dan menutup pintu tidak berarti kita lalu segera menumpahkan segala keraguan hati kita, kekhawatiran kita, ketakutan kita, ingatan buruk yang kita miliki, masalah kita yang belum terselesaikan, perasaan marah kita, dan keinginan hati kita. Sebaliknya, pada saat kita telah menghentikan kebingungan kita di luar, kita sering mengalami bahwa kebingungan kita di bagian dalam menjadi lebih nyata. Kita pun sering menggunakan kebingungan kita di luar itu untuk melindungi diri kita dari kegalauan di bagian dalam. Karena itu tidaklah mengherankan apabila sulit sekali bagi kita memiliki waktu untuk menyendiri bersama dengan Tuhan. Konfrontasi atau pergumulan yang terjadi di dalam hati kita itu bisa sangat menyiksa apabila kita tetap bertahan.

Hal ini menyebabkan disiplin untuk menyendiri bersama dengan Tuhan menjadi lebih penting dari segalanya. Kesendirian bersama dengan Tuhan itu bukanlah suatu tanggapan (respon) yang spontan bagi kehidupan yang penuh dengan kesibukan dan keasyikan. Ada banyak sekali alasan untuk tidak menyendiri bersama dengan Tuhan. Karena itu, kita harus dengan seksama merencanakan atau mengatur waktu untuk menyendiri dengan Tuhan.

Lima atau sepuluh menit setiap hari barangkali kita semua bisa bertahan untuk melakukannya. Mungkin kita telah siap untuk menyediakan waktu satu jam setiap hari, semalam suntuk dalam seminggu, sehari penuh dalam sebulan, atau seminggu dalam setahun. Banyaknya waktu yang diberikan oleh setiap pribadi tidak sama antara satu dengan lainnya, sesuai dengan watak (temperamen), umur, pekerjaan, cara hidup, dan kedewasaan masing-masing individu. Tetapi kita tidak pernah mengalami kehidupan yang rohani dengan sungguh-sungguh jika kita tidak menyediakan waktu khusus untuk menyendiri bersama Allah dan mendengarkan suara-Nya.

Mungkin kita harus menjadwalkan dalam kalender kegiatan harian kita, sehingga tak seorangpun dapat mengambil waktu khusus tersebut. Dengan demikian kita akan bisa berkata kepada semua sahabat, tetangga, murid, langganan, klien, atau pun orangtua kita, “Maafkan saya, sebab saya telah membuat sebuah janji pada saat itu dan tidak dapat diubah.”

Pada waktu kita telah mengikat diri untuk menyediakan waktu secara pribadi bagi Tuhan, maka kita mengembangkan perhatian yang sungguh terhadap suara Allah di dalam diri kita. Pada hari-hari, minggu-minggu, bahkan bulan-bulan pertama, barangkali kita merasakan bahwa kita hanya membuang-buang waktu dengan melakukan hal itu. Pada awalnya waktu menyendiri bersama Tuhan itu mungkin lebih sedikit artinya dibandingkan dengan bila kita dibombardir oleh ribuan pikiran dan perasaan yang timbul dari tempat tersembunyi dalam pikiran kita.

Seorang penulis muda Kristen menjelaskan tentang langkah awal doa seorang diri, dari pengalaman seseorang yang setelah bertahun-tahun hidup dengan pintu terbuka, pada akhirnya memutuskan untuk menutup pintu itu. Para pengunjung yang biasa datang dan memasuki rumahnya mulai mengetok pintunya, sambil bertanya-tanya mengapa mereka tidak diijinkan masuk. Hanya pada saat mereka sadar bahwa mereka tidak disambut dengan baik, secara berangsur-angsur mereka tidak datang lagi ke rumah orang itu. Hal ini merupakan pengalaman dari seorang yang memutuskan untuk melakukan persekutuan pribadi bersama Tuhan setelah sekian lama kehidupannya tidak memiliki disiplin rohani sama sekali. Pada awalnya, berbagai macam gangguan itu tetap menyatakan dirinya. Lama-kelamaan, karena mereka tidak diperhatikan lagi sama sekali, maka mereka dengan pelan-pelan meninggalkan tempat itu.

Jelas sekali bahwa persoalannya adalah kesetiaan yang diperlukan pada disiplin ini. Pada permulaannya, menyendiri bersama dengan Tuhan itu tampaknya sangat berlawanan dengan segala keinginan kita, sehingga kita terus-menerus digoda untuk melarikan diri dari hal itu. Salah satu cara untuk melarikan diri dari hal itu ialah mimpi di siang hari, atau mudahnya, kita tertidur. Tetapi apabila kita memegang disiplin itu erat-erat, dengan keyakinan penuh bahwa Allah bersama dengan kita sekalipun kita belum mendengar suara-Nya, maka pelan-pelan kita mengerti bahwa kita tidak ingin kehilangan waktu kita untuk menyendiri bersama Allah. Walaupun kita tidak mengalami banyak kepuasan dalam kesendirian kita dengan Allah, kita menyadari bahwa satu hari tanpa menyendiri dengan Allah adalah kurang “rohani” daripada satu hari dengan menyendiri bersama Allah.

Secara intuitif, kita tahu bahwa sangatlah penting bagi kita menyediakan waktu untuk menyendiri bersama Allah. Kita bahkan mulai menghargai waktu yang tadinya terbuang dengan sia-sia. Kerinduan untuk menyendiri bersama Allah seringkali merupakan tanda awal dari doa, tanda awal kehadiran Roh Allah tidak lagi tidak kita ketahui. Pada saat kita mengosongkan diri kita dari segala kekhawatiran kita, kita bisa tahu, bukan hanya dengan pikiran kita saja, tetapi juga dengan hati kita, bahwa sebenarnya kita tidak pernah sendirian, bahwa Roh Allah selalu bersama dengan kita selama-lamanya.

Dengan demikian, kita bisa memahami apa yang dituliskan oleh Paulus kepada jemaat Kristen di Roma, “Bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita” (Rom. 5:3-5).

Dalam kesendirian bersama Allah itu, kita bisa mengetahui kehadiran Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Dengan demikian, perasaan sakit dan pergumulan yang kita hadapi pada saat menyendiri bersama Allah itu menjadi jalan menuju pengharapan, karena pengharapan kita tidak berdasarkan atas sesuatu yang akan terjadi setelah segala penderitaan kita berlalu, tetapi berdasarkan atas kehadiran Roh Allah yang benar-benar menyembuhkan semua penderitaan yang sedang kita alami. Disiplin untuk menyendiri bersama Allah ini secara bertahap memungkinkan kita untuk merasakan kehadiran Allah yang penuh harapan dalam kehidupan kita. Bahkan memungkinkan kita untuk mulai mencicipi sebagian kecil dari sukacita dan damai sejahtera yang baru akan kita alami sepenuhnya di dalam langit baru dan bumi baru kelak.

Disiplin untuk menyendiri bersama Allah, sebagaimana telah saya jelaskan, merupakan salah satu disiplin yang paling besar kekuatannya di dalam mengembangkan kehidupan doa. Hal itu merupakan cara yang sederhana, meskipun tidak mudah, untuk membebaskan diri kita dari perbudakan kesibukan dan keasyikan kita, serta mulai mendengarkan suara yang menjadikan segala sesuatu baru.

Biarlah saya memberikan suatu gambaran yang lebih konkrit tentang bagaimana disiplin dalam menyendiri bersama Allah itu bisa dipraktekkan. Suatu keuntungan yang besar bila mempunyai sebuah ruangan atau pojok suatu ruangan —atau kamar kecil (WC) yang besar!— yang disediakan untuk disiplin menyendiri bersama Allah.

Sebuah tempat yang telah “siap” semacam itu menolong kita untuk mengarahkan hati kita pada kerajaan-Nya tanpa persiapan yang memakan banyak waktu. Hal yang penting ialah bahwa tempat untuk menyendiri bersama Allah itu harus merupakan tempat yang sederhana atau bersahaja, tetapi bersih. Di sanalah kita tinggal dalam hadirat Tuhan. Godaan bagi kita adalah melakukan sesuatu hal yang berguna: Membaca sesuatu yang menimbulkan gairah, memikirkan sesuatu yang menarik, atau mengalami sesuatu yang tidak seperti biasanya. Tetapi waktu kita menyendiri bersama Tuhan itu justru merupakan waktu di mana kita ingin tinggal dalam hadirat Tuhan dengan tangan hampa, telanjang, lemah, tanpa banyak ingin menunjukkan, membuktikan, atau mempertahankan sesuatu kepada Tuhan. Hal itu merupakan cara bagi kita secara pelan-pelan belajar untuk mendengarkan suara Allah yang lemah lembut.

Tetapi apakah yang harus kita lakukan dengan berbagai macam hal yang menganggu kita itu? Apakah kita harus memerangi semua gangguan ini dan berharap bahwa dengan demikian kita menjadi semakin penuh perhatian terhadap suara Allah? Hal ini tampaknya bukanlah cara untuk bisa berdoa dengan sungguh-sungguh. Menciptakan tempat yang kosong di mana kita dapat mendengarkan Roh Allah berbicara tidaklah mudah apabila kita sedang mengerahkan seluruh energi kita untuk memerangi semua gangguan itu. Dengan memerangi semua gangguan itu dalam cara yang langsung seperti itu, akhirnya kita lebih banyak memberikan perhatian kepada mereka daripada yang seharusnya mereka terima. Akan tetapi, kita harus menaruh perhatian terhadap firman Allah.

Sebuah mazmur, perumpamaan, cerita Alkitab, perkataan Yesus, atau sebuah kata dari Paulus, Petrus, Yakobus, Yudas, ataupun Yohanes dapat menolong kita untuk memusatkan perhatian kita pada kehadiran Allah. Dengan demikian, kita menghilangkan “berbagai macam hal lainnya” itu yang pengaruhnya selalu menganggu kita. Apabila kita menempatkan perkataan dari Alkitab di tengah-tengah kesendirian bersama Allah, entahkah kata-kata seperti pernyataan singkat, beberapa kalimat, atau sebuah teks yang lebih panjang dapat berfungsi sebagai tempat di mana kita kembali manakala hati dan pikiran kita telah mengembara ke berbagai tempat yang berlainan.

Perkataan firman Allah itu merupakan tempat berlabuh yang aman di tengah lautan yang menggelora. Pada akhir saat teduh yang seperti itu di mana kita tinggal bersama Allah, melalui doa syafaat, kita bisa membawa semua orang yang menjadi bagian dalam kehidupan kita, entahkah semua sahabat maupun orang yang memusuhi kita, ke dalam hadirat-Nya yang menyembuhkan. Dan mengapa tidak mengakhiri dengan kata-kata yang Yesus sendiri ajarkan kepada kita, yaitu Doa Bapa Kami?

Hal tersebut di atas hanyalah merupakan salah satu cara yang khusus (spesifik) di mana disiplin menyendiri bersama Allah bisa dipraktekkan. Berbagai macam variasi yang tidak ada habis-habisnya bisa saja dilakukan. Berjalan-jalan di alam terbuka, mengulangi doa-doa yang pendek, menyanyi, dan masih ada banyak unsur lainnya dapat menjadi bagian yang sangat bermanfaat dalam disiplin menyendiri bersama Allah. Tetapi kita harus menentukan cara khusus manakah dalam disiplin ini yang cocok bagi kita, sehingga kita dapat tetap setia.

Lebih baik setiap hari menyendiri bersama Allah selama sepuluh menit daripada melakukan hal itu selama satu jam penuh tapi hanya kadang-kadang saja. Kesederhanaan dan keteraturan merupakan pemandu atau penuntun yang terbaik dalam menemukan jalan kita. Kedua hal itu memungkinkan kita menjadikan disiplin menyendiri bersama Allah sebagai bagian dalam kehidupan kita sehari-hari seperti halnya makan dan tidur. Apabila hal itu terjadi, segala kekuatiran kita yang sangat mengganggu itu secara pelan-pelan akan kehilangan kekuatannya dalam diri kita, dan aktivitas Roh Allah yang memperbaharui itu secara pelan-pelan pula akan membuat kehadiran-Nya diketahui.

Semakin kita melatih diri kita untuk menyediakan waktu bersama Allah, dan hanya dengan Dia sendiri, semakin kita akan tahu bahwa Allah bersama-sama dengan kita dalam setiap saat dan di segala tempat. Dengan demikian, kita akan bisa mengenal Dia sekalipun di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan kesibukan dan aktivitas. Pada saat dan tempat yang hening itu menjadi keheningan di dalam hati kita, maka kita tidak akan pernah meninggalkan waktu menyendiri bersama Allah itu. Kita akan bisa menikmati kehidupan yang rohani tersebut di mana saja dan kapan saja. Jadi, disiplin menyendiri bersama Allah tersebut memampukan kita untuk menikmati kehidupan yang penuh dengan berbagai macam aktivitas di dunia ini. Sementara itu pula kita selalu tinggal dalam hadirat Allah yang hidup. *
  • Sumber: Kepemimpinan, Vol. 6, Tahun II/“Kesendirian Bersama Tuhan”/Henri J.M. Nouwen/Yayasan ANDI, Yogyakarta/1981
readmore »»  

Apa yang Terjadi Apabila Kita Berdoa?


Dalam Perjanjian Baru, Yesus mengingatkan orang bahwa Allah sudah mengetahui apa yang mereka inginkan bahkan sebelum mereka memintanya. "Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya." (Matius 6:8) Jadi mengapa harus repot-repot doa kalau begitu?

Salah satu pemimpin gereja menangani masalah ini secara langsung. Karena Allah sudah mengetahui apa yang Anda inginkan, tulisnya, maka fungsi doa adalah untuk membuka diri Anda sendiri supaya Anda bisa siap terhadap tanggapan Allah dalam doa Anda.

Salah satu gambaran terbaik mengenai apa yang terjadi apabila kita berdoa berasal dari Betty Eadie dalam "Embraced by the Light." Dalam buku laris ini, Eadie bercerita mengenai pengalamannya yang hampir merenggut nyawanya pada usia 31. Banyak orang menyebut kisahnya "pengalaman hampir mati yang paling mendalam dan lengkap yang pernah ditulis." Dalam bukunya, satu bab penuh disajikan untuk doa.

Eadie bercerita bahwa pada suatu ketika selamanya saat di sorga, ia melihat banyak cahaya melambung ke atas dari bumi seperti lampu sinyal. Beberapa ia gambarkan sebagai berkas cahaya laser yang lebar, yang lain hanya merupakan percikan api. Berkas-berkas cahaya ini, ia diberi tahu, merupakan doa-doa yang dipanjatkan orang di Bumi.

"Saya melihat para malaikat bergegas untuk menjawab doa," Eadie menulis. "Mereka diorganisir untuk memberi sebanyak mungkin bantuan... Mereka sesungguhnya berterbangan dari satu orang ke orang lain, dari satu doa ke doa, dan dipenuhi dengan kasih dan sukacita untuk pekerjaan mereka."

Para malaikat terutama bersukacita apabila seseorang berdoa dengan cukup intensitas dan iman sehingga dapat dijawab dengan segera. Mereka selalu menanggapi doa yang lebih terang dan lebih besar terlebih dahulu, kemudian setiap doa lain pada gilirannya, sampai semua doa dijawab.

Tetapi doa yang dengan sedikit atau tanpa perasaan, doa yang hanya merupakan pengulangan tanpa kesungguhan di dalamnya bercahaya sedikit atau tidak bercahaya sama sekali. Dan karena tidak ada daya, doa-doa itu tidak segera didengar, kata Eadie.

"Dengan jelas saya diberitahu bahwa semua doa permohonan didengar dan dijawab," ia mengingat. "Apabila kita sangat membutuhkan, atau apabila kita berdoa untuk orang lain, berkas-berkas cahaya itu terpantul langsung dari kita dan dengan segera dapat dilihat."

Eadie juga menerangkan bahwa tidak ada doa yang lebih besar daripada doa seorang ibu untuk anak-anaknya. Inilah doa yang paling murni dan sering paling intens. Seorang ibu bisa berdoa dengan segenap hati apabila ia berdoa untuk anak-anaknya. Setelah mengutarakan keinginan kita dalam doa dengan permohonan yang sungguh-sungguh, Eadie menasihati, hal berikut yang harus kita lakukan adalah percaya bahwa Allah akan mengurus doa itu. Di sini ia mengumandangkan kata Yesus: "Begitu kita sudah meminta dengan keinginan yang sungguh-sungguh, tanpa meragukan apapun, kita akan menerima."

"Kita tidak harus mengulangi kata-kata kita. Percayalah dan bersabarlah dan ketahui bahwa doa kita sedang dijawab. Doa kita untuk orang lain, untuk keluarga kita dan teman, bisa berbuat lebih banyak dari yang kita bisa bayangkan selama doa-doa kita tidak mengganggu perkembangan spiritual mereka sendiri."

Juga sangat penting untuk mengucap syukur kepada Allah untuk apa yang kita terima melalui doa. "Semakin kita bersyukur kepada Allah untuk rahmat yang kita terima," kata Eadie, "semakin kita membuka jalan untuk rahmat yang lebih lanjut. Kita mungkin menjadi seperti para malaikat itu sendiri, membantu orang lain yang butuh."

Billy Graham dalam bukunya yang terkenal, "Angles, God's Secret Agents" (versi Indonesia "Malaikat") mengakui bahwa meskipun ia belum pernah melihat malaikat, ia tahu bahwa mereka menjawab doa-doa kita karena Alkitab mengatakan bahwa itulah bagian dari pekerjaan mereka. Allah telah memerintahkan malaikat-malaikat-Nya "untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu" (Mzm. 91:11-12)

"Berjuta-juta malaikat ada di bawah perintah Allah dan siap melayani kita," Graham menerangkan. "Jika Anda orang percaya, harapkan para malaikat berkuasa mengawal Anda dalam pengalaman hidup Anda."

Para malaikat melayani kita sebagai tanggapan terhadap doa-doa kita, entah kita berdoa untuk diri kita sendiri atau untuk orang lain. "Penting sekali bahwa kalian berdoa untuk orang lain karena apabila kalian berdoa untuk orang lain, seorang malaikat datang dan duduk di bahu orang itu." *
readmore »»  

Puasa yang Berkenan

Doa syafaat diberi kekuatan tidak hanya oleh Roh Kudus tapi juga dengan puasa yang benar secara Alkitabiah. Doa yang dibarengi dengan puasa akan mempersiapkan gereja untuk menghadapi masa-masa yang semakin jahat. Berpuasa diartikan sebagai "menghindari dengan rela makanan dengan maksud memfokuskan diri dalam doa yang sungguh-sungguh."

Charles G. Finney berpuasa setiap minggu. Dia mungkin orang yang paling besar dan paling diurapi sebagai pemenang jiwa setelah Rasul Paulus. Finney akan menghabiskan dua atau tiga hari tambahan dalam berpuasa dan doa ketika ia merasa pekerjaan Allah melambat atau kurang kuasa Allah dalam pelayanannya.

Puasa meneguhkan kemutlakan kita bersandar pada Allah, menemukan Dia sebagai sumber pertahanan lebih dari makanan. Yesaya 58:6-12 menjelaskan tentang puasa yang Allah sukai dan terjawab. Puasa yang benar, tindakan rendah hati dan pengharapan dari Allah akan menyebabkan-Nya mencurahkan berkat-berkat-Nya. "Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk..."

Melepaskan Belenggu-belenggu Kejahatan
Kata "melepaskan" dalam bahasa Ibrani berarti "bergerak dengan gerakan melompat tiba-tiba, membuka pintu yang tertutup, membebaskan, melepaskan tawanan, membuka ikatan dari tali." Sasaran dari doa puasa adalah melepaskan apa yang si jahat telah ikat, melawan mereka yang mengejar tanpa aturan segala yang sia-sia dan palsu, dalam kemutlakan mengesampingkan Allah. Hidup yang jahat dalam kekacauan menyerah pada kerinduan-kerinduan si jahat, dalam tuntutan batin, tanpa damai sejahtera. Mereka terkurung dan terikat, setiap ikatan dijaga oleh kuasa-kuasa iblis yang khusus ditugaskan.

Kejahatan-kejahatan ini adalah sasaran doa puasa kita. Saat kebahagiaan diartikan sebagai kepuasan dari nafsu seksual. Homoseksualitas, tanpa moralitas, perzinahan, percabulan dan pornografi adalah sasaran yang meningkatkan dengan cepat serta menghancurkan setiap orang dalam genggamannya. Doa syafaat kita menghadang kejahatan ini, melepaskan ketergantungan seks, perzinahan dan homoseksualitas. Ketika masyarakat yang bingung menjadi tuli akan Allah, inilah waktunya bagi gereja untuk berdoa dengan berpuasa.

Membuka Beban-beban yang Berat dan Membiarkan yang Ditindas Pergi Dengan Bebas
Kata "penindas" menjelaskan pekerjaan musuh melawan pribadi atau kelompok. Penindas artinya "menekan dengan keras, mengganggu, menghancurkan emosi atau pikiran, menjadi hancur dan diperas ke dalam suatu tempat yang sempit."

Penekanan, ketidakstabilan emosi dan sakit mental dapat dikategorikan sebagai penindasan. Penindasan adalah pekerjaan si jahat dan kita menghancurkan otoritasnya atas jiwa-jiwa (Kis. 10:38). Ini hanya akan diselesaikan melalui doa puasa serta ketekunan.

Menghancurkan Setiap Kuk
Tujuan doa puasa kita adalah menghancurkan setiap ikatan si jahat atau kuk dari penindas. Kuk yang melambangkan perbudakan; adalah potongan kayu lengkung yang diletakkan diatas leher binatang-binatang atau budak-budak. Kuk dipasang pada tawanan yang telah tertangkap. Mereka dibelenggu, dipaksa melayani musuh-musuh mereka dalam cemoohan dan rasa malu. Kuk yang dipasang dalam posisinya dengan tali pengikat atau ikatan. Ada tali pengikat kulit di bawah leher dari tawanan. Lebih banyak ikatannya, lebih besar tali pengikatnya pada kuk. Beberapa tali pengikat terbuat dari besi dan tidak pernah dilepaskan. Doa dan puasa melepaskan kuk, menghancurkan tali ikatan dan membebaskan tawanan. Doa syafaat menyerang kuk-kuk atas kota dan bangsa. Doa dengan berpuasa adalah kuasa satu-satunya yang akan menghancurkan kuk-kuk abad 21 ini.

Kita, sebagai gereja Tuhan harus tanggap dengan kondisi komunitas/kota di mana kita tinggal. Kunci kelepasan dan kelegaan ada di tangan kita. Maukah Saudara menggunakannya untuk membebaskan yang tertawan? *
  • Sumber: "Warta Gereja Mawar Sharon"/22 Mei 2005
readmore »»  

Doa Menentukan Kemenangan


“Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya lebih kuatlah Amalek.” (Keluaran 17:11)

Ayat di atas merupakan ayat yang disampaikan ketika bangsa Israel berperang melawan orang-orang Amalek. Kemenangan bangsa Israel atas Amalek tidak ditentukan oleh strategi, perencanaan, kekuatan dan kemampuan pasukan Yosua dalam menghadapi pertempuran, namun oleh tangan Musa yang terangkat atau diturunkan.

Hal yang tampaknya “aneh” tetapi benar-benar terjadi dalam pertempuran itu. Ini juga merupakan gambaran pertempuran bagi anak-anak Tuhan di tengah-tengah dunia yang menghadapi krisis, himpitan persoalan hidup dan desakan-desakan ekonomi yang makin menggempur hidup kita. Ingat kita hidup juga dalam peperangan menghadapi hawa nafsu daging dan rayuan dunia yang menginginkan kita kalah dan hancur dalam hidup kita. Apa yang bisa kita pelajari dari ayat tersebut?

1. Doa memberi pengaruh
Jelas dikatakan dalam ayat tersebut jika Musa mengangkat tangan maka kuatlah Israel, jika menurunkan tangan maka kuatlah Amalek. Dalam ayat ini diberitahukan bahwa doa memberi pengaruh anda akan menjadi kuat atau anda akan menjadi lemah.
1 Tesalonika 5:17 “Tetaplah berdoa“ ayat yang diajarkan oleh Rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika untuk tetap memiliki spirit/roh doa dalam diri mereka, sebab doa itu memberi pengaruh kepada yang berdoa. Doa kita akan memberi kekuatan dalam hidup kita untuk menghadapi segala lawan dan musuh dalam kehidupan kita.
Filipi 4:13 “Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku,“ berdoa memberi dampak kekuatan bagi kita.

2. Doa menentukan Kemenangan
Ternyata dalam peristiwa diatas doa memberi pengaruh kemenangan dalam peperangan Yosua dengan Amalek. Demikian juga dalam kehidupan kita jika kita tidak berdoa maka kita sedang memberikan diri kita untuk dikalahkan oleh musuh-musuh kehidupan kita. Tangan Musa yang terangkat mempengaruhi kemenangan Yosua, jika tidak terangkat maka kekalahan terjadi atas Yosua. Jika kita ingin mengalami kemenangan demi kemenangan dalam persoalan hidup ini “berdoalah dan berdoalah”, maka kemenangan akan berpihak dalam hidup kita.
Roma 8:37 "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita" Tuhan Yesus telah memberi kemenangan tetapi itu akan terlaksana jika kita hidup dalam doa kepada Tuhan Yesus.

3. Doa di atas segalanya
Dalam pertempuran pasti di dalamnya ada strategi, perencanaan dan perhitungan-perhitungan yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran kekuatan musuh dan menghitung kekuatan kita. Tetapi fakta nas di atas menunjukkan bahwa tanpa tangan terangkat maka strategi pertempuran apapun yang telah direncanakan tidak memberi dampak kemenangan. Tempatkan doa di atas strategi, perencanaan dalam menghadapi situasi dan pergumulan hidup, maka kemenangan yang kita cita-citakan akan terlaksana dalam hidup kita. Manusia boleh merancangkan tetapi keputusan Tuhan-lah yang terlaksana.

KESIMPULAN
Jadikan doa kepada Tuhan Yesus menempati prioritas yang utama dalam hidup kita, karena di dalam doalah ditentukan kemenangan atau kekalahan dalam pertempuran hidup kita untuk menghadapi segala persoalan hidup, keinginan dunia, keinginan daging, ekonomi bahkan melawan sakit penyakit. Oleh karenanya doa menjadi sangat penting untuk menentukan kemenangan, jika tidak berdoa maka kita sedang membawa diri kita untuk dikalahkan oleh musuh-musuh kita.
  • Sumber: TDmail
readmore »»  

Doa Syafaat



Kepada-Mu kuangkat dosa syafaatku, khususnya bagi mereka yang menyakitiku, membuatku sedih, atau berbuat salah kepadaku, atau yang telah menimbulkan kerugian atau membuatku bersusah hati. Aku berdoa bagi mereka yang juga pernah kusakiti, kubuat susah hatinya, kubebani, dan tersinggung olehku, melalui kata-kata atau perbuatanku, dengan sengaja maupun tidak sengaja; kiranya Engkau mengampuni kami semua atas segala dosa kami dan perbuatan kami yang saling menyakiti.

Jauhkanlah kiranya dari hati kami, ya Tuhan, segala bentuk kecurigaan, kebencian, amarah, dan dendam, dan apapun yang merusak kerukunan dan mengurangi kasih di antara sesama.

Berbelas kasihlah, ya Tuhan, berbelas kasihlah kepada mereka yang merindukan belas kasih-Mu, limpahkan kasih karunia bagi mereka yang membutuhkan, dan bentuk kami sedemikian rupa, sehingga kami layak menikmati kasih karunia-Mu dan melangkah masuk ke dalam kehidupan kekal. Amin.
  • Sumber: Ideals Treasury of Prayer
readmore »»  

Sabtu, 16 Juni 2012

Buatlah Perjanjian Dengan Tuhan

Dalam seluruh isi Alkitab berisi kisah mengenai perjanjian-perjanjian. Mulai dari Perjanjian Allah dengan Manusia hingga perjanjian Manusia dengan Allah serta perjanjian manusia dengan manusia. Ambil contoh perjanjian Allah dan manusia di Taman Eden hingga Perjanjian Yesus dengan murid-muridNya bahwa Dia akan menyertai mereka senantiasa hingga akhir jaman.

Ada pula kisah mengenai perjanjian Yakub dengan Tuhan, Perjanjian Yusuf dengan saudara-saudaranya, Perjanjian Daud dan Yonatan dll. Pokoknya banyak sekali perjanjian dalam Alkitab maka tak heran kemudian kita kenal ada Perjanjian Lama dan ada Perjanjian Baru.

Rupanya perjanjian-perjanjian dipandang Allah dengan serius. Allah kita sangat menghargai perjanjian dengan umatNya. Sejak dulu Dia suka manusia yang memegang teguh perjanjianNya. Sayang manusia seringkali tidak setia dengan perjanjian yang dibuatnya dengan Tuhan. Adam dan Hawa contohnya, mereka bersepakat dengan Tuhan untuk tidak akan menjamah pohon yang dilarangNya. Namun begitu kesenangan sudah mereka raih, goadaan si setan membuat mereka lupa diri. Akhirnya mereka melalaikan perjanjian dengan Tuhan dan kemudian diusir keluar dari Taman Eden.

Abraham dan Tuhan membuat perjanjian. Bahwa Abraham akan keluar dari Mesir dan Tuhan akan memberkati dia serta membuat keturunannya sangat banyak. Bahkan Tuhan akan mengutuk orang yang mengutuk Abraham dan keturunannya. Abraham setia dengan perjanjian itu, dia pergi dari tanah nenek moyangnya, mengikuti Tuhan dan Tuhan setia dengan perjanjianNya, memberkati ABraham serta memberikan anak meski dia sudah sangat tua umurnya.

Dalam hidup saya seringkali membuat perjanjian dengan Tuhan. Saya bilang kepada Tuhan, baiklah Tuhan saya akan menulis banyak artikel Rohani untuk Engkau sebagai makanan rohani bagi anak-anakMu, tapi tolong ya urus makanan sehari-hari ku. Dan Tuhan setia. Kami tidak pernah kekurangan makanan.

Saat ini Tuhan menanti anda juga untuk melakuan perjanjian denganNya. Saya tahu ada banyak persoalan anda, tapi Tuhan menanti anda. Buatlah perjanjian dengan Nya. Serahkan diri anda dan lihatlah Tuhan akan bekerja untuk anda.

Ada seorang Bapak yang sangat hebat dalam membuat dan menjual narkoba. Tapi suatu kali ia ditangkap polisi lalu kemudian ia bertobat di penjara. Sekarang ini dia sudah bebas dan membuat perjanjian dengan Tuhan bahwa ia tidak akan menjamah narkoba lagi tapi Tuhan tolong semua kebutuhannya. Dan luar biasa Tuhan setia dengan perjanjian itu. Sampai sekarang dia diberkati. Bagaimana dengan anda?
readmore »»  

Jangan Tinggi Hati

Tinggi hati nampak dari sikap yang tidak mau ditegor, gampang tersinggung dan mudah marah. Marilah kita merendahkan hati kita dan mengambil rupa seorang hamba sama seperti  Yesus. Dia yang adalah RAJA mau melayani manusia dan bahkan mati disalib.

Marilah kita saling melayani dan lebih dulu melayani orang lain ketimbang meminta dilayani. Karena siapa yang melayani dialah yang terbesar. Jika orang lain menjamu kita maka orang itulah yang lebih besar dari kita.

Dalam pelayanan Tuhan paling benci dengan  orang yang tinggi hati. Tidak ada satupun dosa yang Tuhan paling benci selain tinggi hati ini. Itu sebabnya malaikat yang paling dekat denganNya pun diturunkan dan dicampakkan karena tinggi hati. Tinggi hati adalah dosa yang sama dengan penyembahan berhala. Untuk itulah kita harus menjaga diri kita agar tidak menjadi tinggi hati.

Dengan berdoa dan bersikap mau melayani sesama maka kita sedang menjauhkan tinggi hati dari diri kita.Katakanlah selalu apa yang aku miliki ini adalah berasal dari pada Tuhan. Maka kita sedang mengenakan kerendahan hati. Marilah kita tetap merendah dan memuliakan Tuhan. 

"Mereka menjadi tinggi hati dan melakukan kekejian di hadapanKu; maka Aku menjauhkan mereka sesudah Aku melihat itu" (Yehezkiel 16:50)
readmore »»  

Doa Dalam Pimpinan Roh Kudus

Ada hubungan yang tak terpisahkan antara doa dan Roh Kudus. Hal yang sangat penting ialah Roh Kudus akan membawa kita ke dalam kondisi rohani yang baik dan benar untuk berdoa. "Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran" (Yoh. 16:13).

Dua sisi ini saling melengkapi: Hidup dalam roh menjadikan orang suka berdoa, orang suka berdoa menjadikan hidup dalam Roh. Mana yang lebih dahulu? Ini seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Seperti ikan tidak perlu dipaksa untuk berenang ke dalam air, karena air adalah kondisi alamiahnya. Demikianlah bila kita berada dalam kondisi hidup dalam Roh, kita tidak perlu dipaksa berdoa lagi.

Roh Kudus mendorong kita berdoa
Bila Roh Kudus menguasai hidup kita, Roh Kudus akan mendorong kita berdoa sesuai dengan keinginan Roh. Doa orang yang dikuasai Roh Kudus, sangat betrbeda dengan doa orang yang dikuasai kedagingan. 

Dalam Kisah Para Rasul 7:55, 59-60, Stefanus—seorang diaken yang teraniaya dirajam dengan batu—dipenuhi Roh Kudus, sehingga ia berdoa memohon pengampunan untuk orang yang menganiayanya. Hasilnya? Saksi penganiayaan—Paulus—bertobat (Kis. 8:1 bnd. 1Kor. 15:9).

Dalam Roma 8:27, Roh Kudus mendorong kita untuk berdoa bagi orang-orang kudus. Orang yang dikuasai Roh Kudus akan disorong berdoa dan menghasilkan buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, dan sebagainya (Gal. 4:22-23).

Roh Kudus menyampaikan doa
Roh Kudus, selain mendorong doa juga meneliti permohonan, keluhan yang tersembunyi dalam hati kita. Keluhan-keluhan yang tak terkatakan saat kita berdoa. Namun oleh Roh Kudus, keluhan-keluhan tersebut diubah menjadi doa yang disampaikan kepada Allah.

"Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." (Rm. 8:26)

Acap kali hati kita dipenuhi masalah, bagaikan timbunan sampah yang menggunung, tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Acap kali hati kita bagaikan awan yang gelap, sehingga tanpa sadar kita hanya bisa meneteskan air mata. Ya, masalah banyak, tidak tahu jalan keluarnya, hanya bisa mengeluh, dan mendesah kebingungan. Namun Roh Kudus mampu menyelidiki, dan mengubah keluhan menjadi doa. Luar biasa!

"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Rm. 8:28)

Jangan mendukakan Roh Kudus
Apakah maksudnya? Roh Kudus adalah Pribadi. Roh Kudus yang berdiam dalam diri orang beriman bisa berpikir (Rm. 8:27), bisa merasakan (Ef. 4:30), bisa berkehendak (1Kor. 12:11). Seperti suami istri, apabila dalam dua pribadi ini terdapat dua keinginan yang berbenturan, suasana duka akan dirasakan rumah tangga mereka.

Demikian juga Roh Kudus, apabila kita memiliki keinginan yang berbenturan dengan kepribadian Roh Kudus, dan dengan keras hati kita tetap melawan kehendak Roh Kudus, kita akan mendukakan Roh Kudus.

Apa saja yang bisa mendukakan Roh Kudus?Roh Kudus akan berduka saat suara Roh Kudus dihina (Ibr. 10:29), ditentang (Kis. 7:51), ditipu (Kis. 5:3), dihujat (Mat. 12:31). Apabila kita dengan sadar dan sengaja melawan kehendak Allah, kita membuat Roh Kudus berduka. Oleh sebab itu, untuk menjaga kepekaan rohani agar tetap menuruti kehendak Roh Kudus, kita harus melatih dan membiasakan diri kita.

Bila damai sejahtera kita rusak karena dosa atau karena hubungan dengan sesama, sekecil apapun itu harus segera diselesaikan. Suara hati yang tidak dilatih untuk peka akan menjadi kekerasan hati, kemunafikan, dan mendukakan Roh Kudus

"Dan berdoakan setiap waktu di dalam Roh." (Ef. 6:18)

  • Sumber: "Doa Itu Indah, Doa Itu Mudah"

readmore »»  

Carilah Kerajaan Allah

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33). Biasanya kita menafsirkan ayat tersebut sebagai melakukan beragam upaya rohani dalam gereja yang memuliakan Tuhan. Misalnya berdoa, berpuasa, berkhotbah, memimpin pujian, main musik, bawa persembahan dll. sebagai tindak lanjut upaya mencari kerajaan Allah dan segala upaya itu harus ditempatkan diatas kebutuhan dan tuntutan duniawi. Setelah kita melakukan itu semua kita berharap segala berkat akan ditambahkan dalam kehidupan.

Namun suatu pewahyuan datang dalam kehidupan saya tatkala saya mempelajari firman Tuhan mengenai surga dan neraka bahwa ayat diatas dimaksudkan Tuhan untuk setiap orang Kristen mencari Kerajaan ALLAH atau Kerajaan Surga atau surga terlebih dulu dari segala upaya apapun dalam dunia ini dan maka semua berkat jasmani dan rohani akan ditambahkan kepadanya.

Jadi tulisan Matius 6:33, Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, merupakan suatu perintah dari TUHAN agar semua orang Kristen memikirkan surga lebih dari apapun. Mengapa demikian? Karena keberadaan manusia di surga kekal sifatnya sementara di dunia ini hanya sebatas paling lama 100 tahun, maka sudah seharusnya memang kita semua mencari surga terlebih dulu. Ini berarti segala apapun yang kita perbuat harus ditarik benang merah kepada surga. Apakah cocok dengan iklim surga atau iklim sebaliknya, neraka. Segala yang kita bicarakan apakah cocok dengan suasana surga atau tidak. Apakah yang kita gumulkan untuk kerajaan surga atau keuntungan diri sendiri.

Sehingga disini jelaslah bahwa segala tindakan baik seperti, mengasihi, melayani, mendoakan, bersukacita, memiliki damai sejahtera, melakukan segala kebaikan bagi orang lain, memberi dengan murah hati, sabar terhadap tindakan orang lain dan saat menghadapi masalah, memiliki kesetiaan terhadap pasangan, senantiasa bersikap lemah lembut kepada orang lain dan penguasaan diri yang baik merupakan tindakan surgawi. Segala tindakan ini jika dilakukan terus menerus merupakan tindakan mencari kerajaan Allah dan kebenarannya. Jadi bukan hanya melayani Tuhan yang disebut upaya mencari kerajaan Allah tetapi segala tindakan yang dicatat dalam Galatia 5:22 itulah yang merupakan tindakan yang tepat sebagai refleksi mencari kerajaan Allah dan kebenarannya.

Setiap kerajaan dan pemerintahan Negara di dunia ini mempunyai aturan dan undang-undang tersendiri. Semua orang yang mengaku menjadi warga Negara di sana haruslah mengikuti dan mematuhi aturan yang berlaku. Saya membaca di koran ada orang-orang pendatang dari Negara Arab ke Eropa yang memaksakan budaya mereka diikuti oleh negara-negara itu. Mereka memaksa menggantikan bendera negara Swiss yang bergambar salib dengan bendera lain yang katanya menunjukkan multi kulturisme. Adapula yang memaksa menggunakan pakaian burqa di tempat-tempat umum di Perancis karena katanya sebagai tradisi di negaranya, padahal di Perancis penggunaan pakaian seperti itu terlarang. Sudah seharusnya siapapun yang mau tinggal disuatu Negara haruslah mematuhi aturan dan undang-undang di negara itu.

Nah saat kita menjadi orang Kristen atau pengikut Yesus, dengan sendirinya kita sudah menjadi ahli waris kerajaan Surga. Sehingga kewarganegaraan kita juga ada di surga yang berarti kita memiliki dua kewarganegaraan. Secara jasmani karena kita masih hidup dalam tubuh ini maka kita menjadi warga Negara Indonesia, dan secara rohani kita merupakan warga Negara kerajaan Surga. Jadi saat kita mati kita akan berpindah ke Negara kita yang kedua yang secara rohani yakni kerajaan Surga. Untuk itulah maka sejak selama hidup didunia kita perlu terus menerus senantiasa mencari kerajaan surga yang sebenarnya berarti mempersiapkan diri kita kelak ketika mati sudah siap tinggal disana.

Bayangkan jika anda di dunia belum melatih diri menguasai diri/penguasaan diri maka tentu akan repot saat ada di Surga tatkala anda meminta Allah melayani nafsu duniawi anda. Saya sangat yakin Allah pasti akan meminta anda untuk tidak tinggal di surga. Karena kultur anda berbeda dengan surga, kultur yang melampiaskan nafsu memababi buta hanyalah kultur neraka. Jadi sudah jelas kemana anda seharusnya akan tinggal. Untuk itulah dalam segala aspek kita harus melatih diri mementingkan surga terlebih dulu. Batu ujian dari setiap perbuatan kita adalah apakah yang saya perbuat ini akan membuat saya cocok tinggal di surga atau tidak.

Banyak orang rindu tinggal di surga. Jika disuruh memilih mereka akan angkat tangan tinggi-tinggi untuk tinggal di surga dibanding neraka. Namun mereka tidak mau mengupayakan diri agar cocok tinggal di kerajaan Bapa itu. Sungguh sangat aneh jika anda tinggal di Australia pada bulan-bulan musim dingin dengan tanpa memakai baju bagian atas. Karena anda akan gampang sekali terkena sakit dan berujung kematian. Kebiasaan tanpa memakai baju bagian atas bisa diterapkan di Bali sepanjang hari, tapi tidak cocok di Negara dingin seperti itu. Beragam kebiasaan duniawi tidak cocok untuk diterapkan disurga. Maka kita mesti memastikan bahwa apa yang kita perbuat sudah tepat atau belum. Jika belum maka kita perlu mencari dahulu kerajaan surga dan kebenarannya.

Apa yang saya uraikan disini merupakan suatu kenyataan yang harus kita perbuat selama hidup di dunia. Akan tetapi Tuhan tahu bahwa segala upaya kita untuk tinggal di surga itu seringkali menemui kegagalan. Karena memang ada hokum dunia ini yang berjuang melawan hokum surga. Dan sekuat apapun kita melawannya kita tidak akan mampu keluar sebagai pemenang. Itu sebabnya Tuhan telah memberikan jalan keluar yakni mengirimkan YESUS untuk mati di salib, untuk menanggung semua kelemahan dan dosa kita. Setiap kita yang percaya kepada Yesus dan mengakui pengorbanannya di salib itu akan mendapatkan kelepasan yang sempurna dari setiap dosa dan kelemahan. Lagipula kita akan diberikan ROHNYA yakni ROH ALLAH, yang akan menuntun kita pada segala jalan kebenaran. Yakni dengan berbicara di dalam hati kita.

Saat ini ceklah diri anda seandainya sekarang anda mati apakah sudah siap ke surga atau neraka. Biasanya orang akan ketakutan ketika menjelang ajal. Mereka biasanya menangis atau berteriak-teriak. Kenapa? karena mereka takut masuk neraka. Tapi jika orang memiliki iman kepada Yesus dan telah mencari kerajaan Allah terlebih dulu mereka akan menghadapi kematian dengan senyuman. Para terpidana mati akan menangis sejadi-jadinya saat akan ditembak, digantung atau dihukum mati. Maka mereka biasanya disuntik dengan cairan penenang agar bisa dieksekusi. Namun para terpidana mati yang sudah memiliki Yesus dan pengharapan surga akan memandang setiap eksekusi dengan tenang dan damai karena yakin saat napas terakhir malaikat telah menjemput mereka dan membawa mereka ke surga. Hal ini pula yang jelas terlihat di wajah Sumiarsih seorang terpidana mati di Malang yang harus menerima konsekuensi ditembak mati karena pembunuhan yang dilakukannya. Namun ia menjalaninya dengan senyum dan kedamaian karena sebelumnya ia telah menerima Yesus dan telah mencari kerajaan Allah terlebih dulu. Selama ia dipenjara ia giat dalam pelayanan rohani, giat menginjili sesama tawanan, bahkan upaya Negara mengeksekusinya bukannya memupuskan semangat melayani YESUS melainkan semakin giat dia lakukan sehingga semakin banyak tawanan yang menjadi Kristen.

Saat ini jika kita mencari Kerajaan Allah terlebih dulu, maka semua kebutuhan jasmani kita akan dipenuhi dan jelas tempat disurga akan menjadi milik kita. Karena janji Tuhan adalah menambahkan segala sesuatu dalam kehidupan setiap yang mendahulukuan Kerajaan Surga. Saya sudah mengalaminya. Bagaimana dengan anda?

  • http://www.terangdunia.com/
readmore »»  

Surga Atau Neraka

Hanya berselang waktu enam bulan kedua orang tua saya meninggal karena sakit. Suatu malam saya duduk termenung memikirkan kemanakah kedua orang tua saya sekarang setelah tubuh mereka di makamkan? Apakah mereka ke surga atau ke neraka. Keduanya sudah menjadi orang Kristen sejak lahir tapi saya masih memikirkan sengsara yang akan mereka alami kalau mereka ada di neraka.

Tiba-tiba suara yang lembut dari Roh Kudus meneguhkan saya, “Kedua orang tuamu sudah bersama dengan AKU, tidak usah kamu kuatir. Namun bangkit dan pergilah memberitakan firmanKu kepada semua orang agar mereka juga berada dengan AKU dalam kerajaanKU.” Saya tersenyum dan bersyukur. 

Alkitab dengan sangat jelas mengatakan bahwa tepat pada saat seseorang meninggal dunia,  saat itu juga ia akan masuk ke Sorga atau Neraka. Ketika seseorang menghembuskan nafasnya yang terakhir, tidak akan ditunda lagi, ia akan pergi ke salah satu dari kedua tempat itu. Tidak ada tempat di tengah-tengah di antara kedua tempat itu. Tidak ada tempat Purgatori.  Tidak ada reinkarnasi. Tidak seorangpun yang dapat kembali lagi ke dunia dan memperoleh kesempatan hidup kembali. Setelah dia meninggal dunia hanya ada Sorga dan Neraka dan itu untuk selama-lamanya. 

Sorga disediakan untuk orang-orang yang telah diselamatkan, diampuni dosanya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.  Neraka adalah suatu dapur api yang kekal dan penuh dengan penderitaan. Sungguh celaka, jika orang berpikir Neraka itu tidak lebih dari pada suatu lelucon.  
Yesus sendiri mengajarkan realitas tentang Neraka ini."Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka" (Matius 10:28).
Di sini Yesus membuat pernyataan yang keras. Ia sedang menjelaskan kepada kita bahwa kita harus takut akan Allah, karena Ia memiliki kemampuan dan otoritas untuk melempar seseorang ke dalam Neraka.

"Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."
Jika Anda melihat tetangga Anda terjebak kebakaran, akankah Anda berpikir  tidak harus membangunkannya karena tidak sopan untuk memberitahukan kepadanya tentang bahaya itu? Tidak! Anda akan mendobrak pintu rumahnya dan berseru, "Kebakaran! Kebakaran! Cepat keluar dari rumah!" Anda akan berusaha menyelamatkan dia dari api dengan sekuat tenaga Anda. Demikian pula dengan soal neraka ini. Sadarkan semua orang disekitar anda untuk mereka segera bertobat dan menerima Yesus sebelum terlambat. Jangan berhenti berbicara tentang Yesus dan pertobatan dengan orang tua, suami, istri, anak, cucu, teman, tetangga atau siapapun sampai mereka bertobat dan menjadi milik Yesus. Jangan takut dikucilkan bahkan dianiaya, karena mereka akan berterimakasih kepada anda jika nanti bertemu di surga. Tapi sungguh mereka akan sangat menyesali anda yang tidak bercerita tentang Yesus kepada mereka.

Di neraka seorang akan mengalami kesepian dan sepenuhnya terlupakan. Itu akan menjadi hal terburuk karena tersiksa selamanya. Doa-doa dari bumi tidak akan bisa melepaskan orang dari siksaaan itu. Orang-orang yang belum diselamatkan tidak memahami bahwa ia tidak akan dapat saling berbagi dan menghibur di sana; memang banyak orang akan ada di sana, namun mereka semua akan mengalami kesepian dan kesendirian yang teramat mengerikan. Disana tidak ada pesta, tidak ada konser, tidak ada sukacita. Karena semua orang akan menangis dan berteriak kesakitan.

Sebaliknya setiap orang yang mengaku dosa dan menerima penyucian dari Yesus (1 Yohanes 1:9) maka mereka  akan pergi ke Surga. Allah akan menghapus ingatan tentang orang yang mereka kasihi yang sedang terbakar di Neraka. Mereka akan mengalami sukacita, damai dan kasih sampai selamanya di surga. Tidak ada lagi keinginan berdosa, tidak ada airmata, tidak ada kemarahan, tidak ada nafsu seks yang ada ucapan syukur dan doa senantiasa. 

Tuhan telah membangun rumah untuk Anda di sana. Mari jangan keraskan hatimu terimalah Yesus sebagai Tuhan dan  Juruselamat maka anda akan diselamatkan dari api neraka. Perbuatan baik, amal, puasa, dan ibadah tidak akan membawa anda ke surga. Karena dengan satu dosa sajapun anda  harus ada di neraka. Hanya Yesuslah yang telah mati untuk dosa itu yang sanggup membawa anda ke surga. (Yohanes 14:6). Terimalah Dia!
readmore »»  

40 Fakta Tentang Cinta dari Alkitab



01. Cinta adalah pencipta keindahan terhebat. (1Tim. 2:9-10)
02. Cinta adalah suatu wujud keinginan; dalam niat dan tindakan. (1Yoh. 3:18)
03. Cinta harus menjadi dasar dari segala sesuatu. (1Kor. 13:3)
04. Rumus untuk mencapai hubungan yang sukses: Perlakukan semua bencana seperti masalah sepele, tetapi jangan pernah memperlakukan masalah sepele seperti sebuah bencana. (Flp. 4:5)
05. Tidak ada yang dapat mengimbangi besarnya nilai kenangan bersama: kenangan melalui masa sulit bersama. (2Tim. 1:2-3)
06. Kita dapat menjaga kehidupan cinta kita bila menjadikannya sebagai prioritas dalam kehidupan kita. (Kid. 4:16)
07. Cinta selalu percaya akan adanya mukjizat. (Rm. 8:28)
08. Cinta membuat segala sesuatu menjadi ringan. (Mat. 11:28)
09. Ketika cinta harus menanggung sesuatu, ia tidak akan dianggap sebagai beban. (Mat. 11:30)
10. Cinta memberikan segala-galanya dengan tidak mengharapkan balasan. (Yoh. 3:16)
11. Cinta kekanak-kanakan berkata: "Aku mencintaimu karena aku membutuhkanmu." Cinta dewasa berkata: "Aku membutuhkanmu karena aku mecintaimu." (1Yoh. 3:16)
12. Cinta memang benar seperti yang terdengar, terlihat, tertulis, dan dibicarakan banyak orang. Cinta patut diperjuangkan dengan mempertaruhkan semua yang ada untuk mendapatkannya. (1Yoh. 3:1)
13. Cinta adalah suatu pencarian. (Gal. 5:14)
14. Kebiasaan terlihat indah di dalam cinta. (2Kor. 8:12)
15. Keuntungan cinta pada pandangan pertama adalah memperlambat pandangan yang kedua. (Rm. 5:8)
16. Cinta adalah satu-satunya gairah yang memasukkan kebahagiaan orang lain dalam mimpinya. (Yoh. 14:1-3)
17. Cinta adalah satu-satunya usaha yang sangat boros:meskipun cinta itu diberikan, dibuang, disebarkan, dikosongkan dari perbendaharaan anda, anda akan memiliki lebih banyak dari semula. (Luk. 6:38)
18. Untuk mencintai seseorang, kita hanya dapat megharapkan kebaikan baginya. (1Kor. 10:24)
19. Cinta mengubah semua hati yang keras menjadi lembut. (Rm. 8:6)
20. Kebersamaan menguatkan cinta. (Fil. 1:7)
21. Ketidakhadiran mempertajam cinta. (2Tim. 1:4)
22. Cinta adalah apa yang telah kita alami bersama dengan seseorang. (Kis. 20:31-32)
23. Hargailah kebajikannya. Jangan terlalu melihat kesalahan-kesalahannya. (Kid. 5:16)
24. Bagaimana aku dapat mencintaimu? Izinkan aku melakukan banyak hal untuk menunjukkan cintaku. (Hos. 3:1)
25. Pembicaraan intim dengan pasangan dapat meringankan beban perjalanan yang penuh dengan tantangan. (Kid. 4:1)
26. Pertahankan hal-hal yang sudah disetujui bersama dan rundingkan hal-hal yang dapat dikompromikan. (Flp. 2:4)
27. Cinta bukan hanya saling memandang satu sama lain, namun bersama-sama melihat pada satu tujuan. (Kis. 2:44-45)
28. Cinta memenuhi dan menyelesaikan banyak hal ketika salah satu dari pasangan tidak berdaya dan tidak berpengharapan. (Pkh. 4:10)
29. Tidak ada satu bagianpun yang ada padamu yang tidak aku ketahui, tidak kuingat, dan tidak kuinginkan.(Kid 5:2)
30. Tiada hubungan yang tidak bermasalah. (Pkh. 7:29)
31. Cinta berani mengambil risiko untuk melihat impian pasangan anda menjadi kenyataan. (1Ptr. 3:6)
32. Kita dapat memberi tanpa mengasihi, tetapi kita tidak dapat mengasihi tanpa memberi. (Ams. 20:22)
33. Cinta memerintah tanpa pedang. Cinta mengikat tanpa tali. (2Kor. 3:17)
34. Anda tidak bisa membuat saya berduka bila saya memiliki cinta. (Rm. 8:1-2)
35. Tidak ada yang kalah atau menang dalam suatu konflik, tetapi itu akan menjadi terobosan baru menuju pengertian yang lebih baik satu sama lain. (Rm. 13:10)
36. "Aku mencintaimu". Itu berarti: "kamu, kamu,kamu dan hanya kamu seorang." (1Ptr. 3:7)
37. Pernikahan bagaikan proses pembedahan karena sifat ingin dipuji dari seorang wanita dan sifat mementingkan diri sendiri dari seorang pria diambil tanpa memakai obat bius. (1Kor. 13:5)
38. Pernikahan adalah petualangan menuju keintiman, sedangkan keintiman adalah keterbukaan seseorang terhadap yang lain. (Rm. 12:9)
39. Tujuan pernikahan bukan untuk mempunyai pikiran yang sama, tetapi bagaimana supaya berpikir secara bersama-sama. (Ef. 4:3)
40. Pernikahan yang sukses membutuhkan jatuh cinta berulang kali kepada orang yang sama. (1Ptr. 1:22)

Ada dua jenis cinta. Cinta yang didasari oleh Firman Tuhan dan cinta yang didasari oleh hawa nafsu, pikiran sendiri. Cinta yang benar adalah cinta yang selalu memberi kasih dan saling berbagi tanpa syarat. Ketika seseorang semakin dewasa dalam Tuhan, otomatis cinta yang dia berikan pada pasangannya, adalah cinta yang murni, karena dia memiliki pikiran Kristus; di mana, harus ada kebenaran dan kekudusan hidup! Jadi cintailah cinta dengan benar, jangan merusaknya dengan hawa nafsu.


  • Sumber :http://www.terangdunia.com/
readmore »»  

Cinta dan komitmen

Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!
Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu ( Ams 3 : 3 )


Tinul, seorang penyanyi sekaligus bintang film, bercerai dari suaminya. Ketika beberapa wartawan infotainment menanyainya, apa yang menyebabkan ia dan suaminya mengambil keputusan bercerai, Tinul menjawab, "Kami sudah tidak saling mencintai. Jadi ya, tidak ada lagi yang bisa dipertahankan," sambil mengangkat bahu.
Saat pacaran, PERBEDAAN bukan masalah, karena ada cinta. Setelah menikah cinta tidak ada lagi, yg ada tinggal PERBEDAAN. Untuk bahagia bukan kalau pasangan BERUBAH menjadi serupa dengan kita, tetapi kalau CINTA dikembalikan seperti ketika pacaran. CINTA mengatasi PERBEDAAN
Begitulah kalau relasi suami istri hanya didasarkan pada rasa cinta, tidak akan langgeng. Itulah sebabnya dalam pernikahan kristiani, hal komitmen juga selalu ditekankan. Komitmen, yaitu ketika keduanya berikrar bersama: akan tetap setia dan mengasihi dalam kelimpahan maupun kekurangan, dalam suka dan duka, sehat dan sakit, sampai kematian memisahkan.
Cinta dan komitmen ibarat dua sisi pada satu mata uang yang sama; tidak dapat dipisahkan; yang satu tidak lengkap tanpa yang lain. Cinta tanpa komitmen akan rapuh. Sebab yang namanya cinta, seperti juga perasaan lain dalam diri manusia, tidak selalu tetap, ada pasang surutnya. Sebaliknya komitmen tanpa cinta juga hambar, relasi suami dan istri akan dirasakan sebagai kewajiban belaka. Karena itu, seperti yang dikatakan dalam bacaan Alkitab hari ini, "Janganlah kiranya kasih dan setia-cinta dan komitmen- meninggalkan engkau"
Cinta dan komitmen bisa saling menjaga. Ketika cinta surut, komitmen akan menggelorakannya kembali. Dan ketika komitmen melonggar, cinta akan meneguhkannya lagi. Jadi, kalau sekarang cinta Anda terhadap pasangan sedang surut, jangan menyerah, kembalilah kepada komitmen awal. Sebaliknya kalau komitmen Anda menyusut, berpalinglah kepada cinta Anda yang mula-mula. Ingat, ia adalahbelahan jiwa Anda.
GOD bless 
------------------------------------------------------------------
PERPADUAN CINTA DAN KOMITMEN AKAN MENJADI FONDASI YANG KOKOH BAGI SEBUAH RELASI
readmore »»  

Daun kecil



Bagaimana mungkin selembar daun yang kecil dapat menutupi dunia yang luas ini?
Jangankan dunia, menutupi telapak tangan anda saja sulit.
Namun bila daun kecil ini menempel di mata mu maka tertutuplah dunia Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun maka kamu akan melihat keburukan dimana-mana.
Dunia yang besar ini pun akan tampak buruk.
Jangan menutupi mata mu walaupun hanya dengan daun yang kecil.
Jangan menutupi hati mu walaupun hanya dengan sebuah pikiran kecil yang negatif.
Bila hati mu tertutup, tertutuplah dunia..
Karena itu bukalah mata hatimu..
Dan kau akan melihat dunia yang indah terutama di pagi hari.
readmore »»