Charles G. Finney berpuasa setiap minggu. Dia mungkin orang yang paling besar dan paling diurapi sebagai pemenang jiwa setelah Rasul Paulus. Finney akan menghabiskan dua atau tiga hari tambahan dalam berpuasa dan doa ketika ia merasa pekerjaan Allah melambat atau kurang kuasa Allah dalam pelayanannya.
Puasa meneguhkan kemutlakan kita bersandar pada Allah, menemukan Dia sebagai sumber pertahanan lebih dari makanan. Yesaya 58:6-12 menjelaskan tentang puasa yang Allah sukai dan terjawab. Puasa yang benar, tindakan rendah hati dan pengharapan dari Allah akan menyebabkan-Nya mencurahkan berkat-berkat-Nya. "Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk..."
Melepaskan Belenggu-belenggu Kejahatan
Kata "melepaskan" dalam bahasa Ibrani berarti "bergerak dengan gerakan melompat tiba-tiba, membuka pintu yang tertutup, membebaskan, melepaskan tawanan, membuka ikatan dari tali." Sasaran dari doa puasa adalah melepaskan apa yang si jahat telah ikat, melawan mereka yang mengejar tanpa aturan segala yang sia-sia dan palsu, dalam kemutlakan mengesampingkan Allah. Hidup yang jahat dalam kekacauan menyerah pada kerinduan-kerinduan si jahat, dalam tuntutan batin, tanpa damai sejahtera. Mereka terkurung dan terikat, setiap ikatan dijaga oleh kuasa-kuasa iblis yang khusus ditugaskan.
Kejahatan-kejahatan ini adalah sasaran doa puasa kita. Saat kebahagiaan diartikan sebagai kepuasan dari nafsu seksual. Homoseksualitas, tanpa moralitas, perzinahan, percabulan dan pornografi adalah sasaran yang meningkatkan dengan cepat serta menghancurkan setiap orang dalam genggamannya. Doa syafaat kita menghadang kejahatan ini, melepaskan ketergantungan seks, perzinahan dan homoseksualitas. Ketika masyarakat yang bingung menjadi tuli akan Allah, inilah waktunya bagi gereja untuk berdoa dengan berpuasa.
Membuka Beban-beban yang Berat dan Membiarkan yang Ditindas Pergi Dengan Bebas
Kata "penindas" menjelaskan pekerjaan musuh melawan pribadi atau kelompok. Penindas artinya "menekan dengan keras, mengganggu, menghancurkan emosi atau pikiran, menjadi hancur dan diperas ke dalam suatu tempat yang sempit."
Penekanan, ketidakstabilan emosi dan sakit mental dapat dikategorikan sebagai penindasan. Penindasan adalah pekerjaan si jahat dan kita menghancurkan otoritasnya atas jiwa-jiwa (Kis. 10:38). Ini hanya akan diselesaikan melalui doa puasa serta ketekunan.
Menghancurkan Setiap Kuk
Tujuan doa puasa kita adalah menghancurkan setiap ikatan si jahat atau kuk dari penindas. Kuk yang melambangkan perbudakan; adalah potongan kayu lengkung yang diletakkan diatas leher binatang-binatang atau budak-budak. Kuk dipasang pada tawanan yang telah tertangkap. Mereka dibelenggu, dipaksa melayani musuh-musuh mereka dalam cemoohan dan rasa malu. Kuk yang dipasang dalam posisinya dengan tali pengikat atau ikatan. Ada tali pengikat kulit di bawah leher dari tawanan. Lebih banyak ikatannya, lebih besar tali pengikatnya pada kuk. Beberapa tali pengikat terbuat dari besi dan tidak pernah dilepaskan. Doa dan puasa melepaskan kuk, menghancurkan tali ikatan dan membebaskan tawanan. Doa syafaat menyerang kuk-kuk atas kota dan bangsa. Doa dengan berpuasa adalah kuasa satu-satunya yang akan menghancurkan kuk-kuk abad 21 ini.
Kita, sebagai gereja Tuhan harus tanggap dengan kondisi komunitas/kota di mana kita tinggal. Kunci kelepasan dan kelegaan ada di tangan kita. Maukah Saudara menggunakannya untuk membebaskan yang tertawan? *
- Sumber: "Warta Gereja Mawar Sharon"/22 Mei 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar